Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

2019 dan Cerita-cerita yang Menyertainya

Manusia, atau dalam hal ini adalah saya sendiri, seringkali bersikap angkuh dan cenderung menggembor-gemborkan dirinya sendiri. Misal, masalah ingat-mengingat. Saya sering memercayakan hal-hal penting hanya kepada kemampuan mengingat saya, tanpa mencatat dan sebagainya. Padahal, tidak jarang saya lalai dan melewatkan sesuatu yang penting. Lalu, pada akhirnya saya menyesali sendiri perbuatan tersebut. Tapi, tak lama berselang, cerita-cerita soal lupa yang hampir mirip formulanya terus-menerus terjadi. Dasar manusia. Dalam rangka menanggulangi keterbatasan otak dalam hal ingat-mengingat, maka saya putuskan untuk menuliskannya di blog ini. Momen-momen yang mungkin tidak semua menyenangkan untuk dikenang, tapi di satu sisi bisa saya pakai untuk mengevaluasi diri sendiri. Lebih spesifik lagi, momen-momen yang terjadi di tahun 2019 ini. Berikut adalah beberapa di antaranya yang saya ingat:

Remeh Temeh

Lama sekali, ya. Sejak terakhir kali saya mempubplikasikan tulisan yang terkesan begitu menggurui soal berkarya, baru kali ini saya kembali untuk memperbarui beberapa hal. Saya memutuskan untuk mengganti icon blog—yang dulu saya buat sekenanya dengan photoshop waktu SMA. Meski begitu, saya sangat bangga, walau hanya inisial nama dengan background warna biru saja—dan mencoba menulis tentang sesuatu, sebuah remeh-temeh, perwujudan tanda bahwa orang yang menulis di blog ini masih hidup dan baik-baik saja, semoga.

Berkarya: Ekspresi dan Ekspektasi

Waktu itu pukul sebelas malam. Tak ada kesibukan khusus yang saya lakukan hingga terjaga selarut itu, hanya mengamati linimasa akun media sosial saya, sebuah kebiasaan yang cukup sulit untuk dihilangkan. Kemudian, tiba-tiba, ponsel saya bergetar menandakan ada pesan masuk. Tentu bukan dari pacar saya, karena pasti ia sudah tidur sehabis azan isya, ditambah lagi saya tidak punya pacar. Oke. Pesan itu datang dari salah seorang teman. Berikut isi pesannya: