Langsung ke konten utama

Postingan

Belajar dari Iklan Rokok

Iklan rokok adalah paradoks yang menyalahi pemahaman soal bagaimana trik pemasaran seharusnya bekerja. Ia menabrak teori pemasaran untuk mengakali batasan yang ada.  Tapi, justru hal itulah yang membuatnya menarik untuk dipelajari dan ditelaah baik-baik. Pernah melihat bentuk produk rokok di iklan rokok? Seharusnya tidak, sebab menurut UU Penyiaran tahun 2002, iklan rokok dilarang menampilkan pemeragaan wujud rokok. Jika dipikir baik-baik, maka peraturan tersebut tidak masuk akal. Tidak semua brand , apalagi hanya level UMKM atau temanmu yang sering berjualan lewat instagram story, mampu untuk mengakali peraturan itu.  Di sisi lain, pembatasan tersebut justru memperlebar kreativitas dalam memasarkan produk mereka--bahkan terkesan terlalu serampangan jika perhatikan sekilas. Hari ini iklan rokok menampilkan orang berselancar, besok memanjat tebing, nanti pergi ke bulan. Liar tanpa batasan. Meskipun, saya tahu betul di balik itu semua ada insight/ benang merah yang coba disa...

Review Mencuri Raden Saleh (2022)

Menyajikan sesuatu yang baru, dalam konteks apapun, membutuhkan keyakinan yang luar biasa. Banyak hal yang dipertaruhkan saat melawan arus atau kenyamanan yang ada. Mulai dari kepercayaan dan pengakuan, serta persentase kegagalan yang meningkat pesat akibat keawaman hal baru yang mungkin masih perlu penyesuaian. Tapi, rasanya Angga D. Sasongko dan Visinema Pictures sudah kepalang 'masa bodoh' terhadap risko-risiko itu karena cukup rajin menghadirkan 'menu baru' dalam industri film Indonesia. Mencuri Raden Saleh adalah bukti teranyarnya. Sejak pengumunan judul serta premis awal, rasanya Angga tidak main-main. Pasalnya, ia membawa nama Raden Saleh dalam proyek ambisius tersebut. Ia semestinya tahu betul bahwa hal itu akan melambungkan ekspektasi siapapun yang tahu soal maestro dalam seni lukis Indonesia, bahkan dunia itu. Angga berani mempertaruhkan reputasinya untuk memperlebar cangkupan film Indonesia dengan menjamah genre heist (pencurian). Kemungkinannya hanya dua: Pe...

Jasa Screenshot iPhone dan 7 Dosa Pokok Manusia

Orang yang jeli melihat peluang akan berumur panjang. Ia menilai hidup sebagai ladang subur yang bisa ditanami apa saja dengan waktu panen yang tak mengenal musim--sebab ia selalu punya cara untuk mengatasi masalah dan mengambil untung. Alhasil, keturunan ke-9-nya bisa saja tetap hidup makmur tanpa memusingkan UMR seperti orang-orang kebanyakan. Dan salah satu orang jenius yang mampu melihat peluang adalah pencetus jasa screenshot iPhone.  Terdengar konyol, tapi percayalah, alih-alih mobil terbang, ide seperti itulah yang layak diapresiasi dan diberi penghargaan jika perlu. Mari kita bedah kenapa ide itu brilian dan bagaimana cara melihat peluang untuk dimanfaatkan. Prinsip dasar laju perekonomian adalah adanya konsep supply (penawaran) dan demand (permintaan). Penawaran akan selalu hadir selama ada permintaan. Maka, munculnya jasa screenshot iPhone ini, secara tidak langsung, menunjukkan bahwa di luar sana, ada orang-orang yang menganggap hasil screenshot dari iPhone memiliki nil...

The Idea of Being Loved

Hati-hati dengan apa yang kamu lihat setiap hari. Sebab, cepat atau lambat, hal-hal itu akan mempengaruhi pikiran dan mengaburkan kenyataan. Jika kamu senang menyekoki diri dengan konten-konten konspirasi cocoklogi setiap hari, maka besar kemungkinan pikiranmu akan jadi kacau dan bebal pada kebenaran--persetan dengan bukti konkret yang diberikan.  Jika kamu hobi mendengarkan ceramah tanpa mendampingi diri akal sehat, maka bisa saja, tanpa disadari, panutan yang selama ini kamu anggap sebagai juru selamat ternyata tak lebih dari orang yang gila akan martabat. Hati-hati dengan apa yang kamu lihat setiap hari.  Jika kamu kerap menemui cuplikan film yang memamerkan kemesraan hingga membuatmu merasa kesepian, iri, dan dengki, maka berhentilah. Keluar. Lihat matahari dan cium bau tahi kucing yang sudah mengering tiga hari--biar kamu ingat bahwa kenyataan kadang tidak semenye-menye itu. Takutnya, jika terus-terusan mememnuhi diri dengan konten-konten kemesraan--yang bisa jadi setting...

Review Pengabdi Setan 2: Communion

Tidak banyak sekuel yang mampu menyamai bahkan melampui kualitas installment pendahulunya. Umumnya, sekuel dibuat dengan intensi memeras keuntungan sebanyak-banyaknya dengan memanfaatkan sisa-sisa kepercayaan penonton dari seri pertamanya, namun masa bodo soal pengembangan karakter dan ceritanya. Tapi, Joko Anwar jelas bukan sutradara yang menuhankan uang semata lantas melupakan kekuatan cerita. Maka, hadirlah Pengabdi Setan 2: Communion sebagai contoh bagaimana sekuel harus dibikin--lebih serius, kaya, dan gila. Saya bukan penggemar berat film horor, baik dalam maupun luar negeri, yang melibatkan setan-setan sebagai sumber ketakukan. Tapi, untuk beberapa kasus, saya tertarik menonton film horor karena siapa penulis atau sutradaranya--sekaligus rekomendasi film horor dari mereka. Dan nama Joko Anwar bersanding dengan Ari Aster, Mike Flanagan, dan Jordan Peele yang mana jika mereka bikin film horor, maka tolol hukumnya kalau dilewatkan begitu saja. Pengabdi Setan (2017) jadi salah satu...

Hati-hati di Jalan

Pada Jumat, 21 Januari 2022, sebuah truk tronton yang membawa kapur pembersih air seberat 20 ton mengalami rem blong dan menabrak 20 kendaraan yang sedang diam menunggu lampu merah. Setidaknya ada 5 korban meninggal dan belasan mengalami luka-luka pada kejadian malang di Balikpapan itu. Empat hari yang lalu, tepatnya Senin, 18 Juli 2022, kejadian serupa kembali terulang. Sebuah truk pengangkut bahan bakar kehilangan kendali saat melewati turunan di jalan alternatif Cibubur dan menghantam beberapa kendaraan yang berada di depannya. Total ada 10 korban yang meninggal. Jalan raya adalah salah satu batas hidup dan mati yang terlampau jelas untuk tidak disadari. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia mencatat setidaknya ada dua sampai tiga orang korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal setiap jamnya. Jika dipikirkan baik-baik, data itu seharusnya cukup untuk membuat bulu kuduk berdiri selama kita berada di jalan raya.  Rasa aman tidak pernah menjadi suatu kepastian saat bera...

Waktu Berpikir

Kapan terakhir kali kamu meluangkan waktu untuk membiarkan pikiranmu menentukan maunya sendiri?  Ada dua situasi yang bisa membantu menjawab pertanyaan di atas. Pertama, ingat-ingat kembali saat di mana handphone kehabisan daya---kalau pun ada daya yang tersisa, sinyal dan internet adalah mitos belaka. Situasi kedua adalah saat buang hajat dan tak ada apapun yang bisa dibaca untuk membunuh waktu selain coretan 'Joko love Mega' di belakang pintu.  Kira-kira apa yang memenuhi pikiran? Bayangan akan rencana-rencana di masa depan? Atau hal-hal memalukan yang terjadi di masa lalu? Apapun bisa terpikirkan. Semestinya memang begitu. Kontrol penuh atas jalan pikiran ada di diri sendiri. Bukan mengikuti opini yang sedang populer. Misal, kita bisa saja ikut marah dan melontarkan setiap kosakata kotor yang kita punya pada satu hal yang jelas-jelas tak ada kaitannya dengan kita. Penyebabnya sepele, ada twit yang kebetulan lewat di linimasa dan bernada negatif pada satu orang tertentu. Kem...