Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Pandemi

Puncak Komedi Negara Demokrasi

  Kita harus berterima kasih pada negara ini. Sebab, dalam segala carut marut masalah yang kita alami setiap hari, negara seolah tak pernah kehabisan cara untuk menghibur warganya dengan pelbagai fenomena jenaka. Mungkin selera humor saya yang terlalu rendah, tapi bohong kalau saya bilang saya diam saja ketika mendengar Juliari, iya Juliari yang korupsi dana bansos Rp32,48 miliar itu, meminta majelis hakim untuk membebaskan dirinya dari segala dakwaan. Saya hampir mati ketawa ketika pertama kali mengetahui kabar tersebut.

Mari Meromantisasi 2020

Tanpa perlu berdebat, kita semua mungkin sepakat bahwa 2020 adalah tahun yang bangsat.  Ada rima '-at' pada kalimat di atas barangkali kalian tidak menyadarinya. Sesuatu yang sejak dulu ingin saya terapkan dalam setiap tulisan--memberinya rima. Selain enak didengar, rima juga mengesankan penulis memiliki kosa kata yang luar biasa banyak dan saya ingin dikenal sebagai orang berkosa-kata banyak. Sayangnya, tidak semua rencana berjalan seperti apa yang kita harapkan.

Pelankan

Tidak. Tulisan ini tidak berasal dari mereka yang sudah bersepeda sejak lama, bukan juga dari orang yang telah mengikuti beragam perlombaan dan punya kaos ketat yang penuh dengan sponsor, atau pesepeda dengan rakitan yang jika ditotal bisa digunakan untuk membeli kopi. Beserta kedai dan menghidupi baristanya. Maaf mengecewakan, tapi tidak.

NIlai-nilai yang Lalu

Beberes rumah menjadi salah satu kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan, dengan catatan: tidak disuruh. Selama pandemi, saya jadi lebih sering menata kamar, membuang barang-barang yang dirasa tak perlu, dan begitu terus sampai saya menemukan satu benda tertentu lalu menghabiskan belasan menit untuk bernostalgia.

Normal Yang Baru

Tidak ada yang mengira akan berada dalam kondisi seperti saat ini. Ruang gerak diawasi, interaksi dibatasi, dan rencana-rencana yang sudah kita susun rapi-rapi harus kembali disimpan lagi.  Tidak ada yang memperingati bahwa tawa kita di kedai kopi, tugas kuliah yang kita umpati, dan sikap politisi yang kita habisi dengan caci maki adalah aktivitas terakhir sebelum pandemi. Tidak ada yang menjamin semua akan Kembali seperti semula. hal-hal yang ditunda, waktu-waktu yang lalu, dan upaya-upaya pemulihan, belum tentu mengembalikan normal yang pernah kita alami