Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Agak Penting

Jurnalis Warga dalam Bahaya, Dewan Pers Tutup Mata

Photo by Dmitriy Tyukov on Unsplash Bayi yang setiap hari disuapi bubur dengan rasa yang sama lama-lama akan memberontak dan mogok makan. Mungkin ia  marah dengan sang ibu sebab dari sekian banyak bahan makanan yang dibawanya dari pasar, masakan itu-itu saja yang disajikan. Setelah tumbuh dewasa dan lepas dari bubur, bayi itu kembali dijejali oleh berita-berita serupa oleh media arus utama. Perasaan muak dan jenuh menjadi satu waktu itu. Sempat berpikir untuk mengasingkan diri di sebuah pulau dekat area reklamasi, muncullah mukjizat yang bernama jurnalisme warga. Hidupnya jadi lebih berwarna dan kabarnya sekarang dia hidup bahagia bersama keluarganya di area ring satu negeri ini.

Tidurlah Anji, Selamat Malam

Photo by Bastien Jaillot on Unsplash Ketika teman-teman ramai mengobrol soal pelbagai macam strategi untuk mengalahkan musuh di game online, diam adalah opsi terbaik yang saya punya. Saya tak mau merusuh dan memang tak begitu tahu akan istilah-istilah asing semacam skin, ranked, dan sejenisnya. Bisa dibilang, level pengetahuan saya cukup memprihatinkan. Tapi, ketika topik pembicaraan beralih ke dunia film, mulut saya akan selalu terbuka untuk meladeni setiap cabang bahasannya. Meski tidak paham betul, setidaknya saya punya cukup bekal jika ditanyai tentang istilah seperti plot hole, spin-off, easter eggs, overshadow, dan lain-lain. Di sisi lain, teman-teman saya yang cenderung lebih senang bermain game akan lebih sering jadi pendengar, ketimbang pembicara. Sama halnya ketika saya diajak berdiskusi soal Dota atau PUBG.

Normal Yang Baru

Tidak ada yang mengira akan berada dalam kondisi seperti saat ini. Ruang gerak diawasi, interaksi dibatasi, dan rencana-rencana yang sudah kita susun rapi-rapi harus kembali disimpan lagi.  Tidak ada yang memperingati bahwa tawa kita di kedai kopi, tugas kuliah yang kita umpati, dan sikap politisi yang kita habisi dengan caci maki adalah aktivitas terakhir sebelum pandemi. Tidak ada yang menjamin semua akan Kembali seperti semula. hal-hal yang ditunda, waktu-waktu yang lalu, dan upaya-upaya pemulihan, belum tentu mengembalikan normal yang pernah kita alami 

Semoga Kita Lolos dari Pandemi Kali Ini

Photo by visuals on Unsplash Saya tidak pernah berencana untuk hidup di kala pandemi seperti sekarang. Sehingga saya tak tahu-menahu perihal langkah-langkah pencegahan wabah atau upaya pertahanan diri selama masa karantina. Untuk saat ini, satu-satunya rencana yang saya punya adalah, tentu saja, jangan sampai mati karena korona. 

2019 dan Cerita-cerita yang Menyertainya

Manusia, atau dalam hal ini adalah saya sendiri, seringkali bersikap angkuh dan cenderung menggembor-gemborkan dirinya sendiri. Misal, masalah ingat-mengingat. Saya sering memercayakan hal-hal penting hanya kepada kemampuan mengingat saya, tanpa mencatat dan sebagainya. Padahal, tidak jarang saya lalai dan melewatkan sesuatu yang penting. Lalu, pada akhirnya saya menyesali sendiri perbuatan tersebut. Tapi, tak lama berselang, cerita-cerita soal lupa yang hampir mirip formulanya terus-menerus terjadi. Dasar manusia. Dalam rangka menanggulangi keterbatasan otak dalam hal ingat-mengingat, maka saya putuskan untuk menuliskannya di blog ini. Momen-momen yang mungkin tidak semua menyenangkan untuk dikenang, tapi di satu sisi bisa saya pakai untuk mengevaluasi diri sendiri. Lebih spesifik lagi, momen-momen yang terjadi di tahun 2019 ini. Berikut adalah beberapa di antaranya yang saya ingat:

Lebih Baik Tidak Lebih Baik

Ayolah, jangan terlalu memikirkan mengenai judul diatas, masih banyak hal lain yang lebih pantas untuk diberi waktu. Karena saya sendiri, terus terang, agak bingung dengan judul tersebut dan itulah yang kebanyakan orang media lakukan. Membuat judul artikel semenarik mungkin, bahkan ada yang cenderung tabu dan membingungkan, clickbait istilahnya, hanya untuk mendapatkan banyak pembaca. Dan, ya, jika sampeyan bisa sampai ke sini maka saya telah berhasil meniru media.