Langsung ke konten utama

Pendukung Seutuhnya


Tadi malam adalah final liga champions yang mempertemukan Liverpool dan Real Madrid. Sama-sama klub yang luar biasa yang juga punya pendukung fanatik di seluruh dunia. Maka, bisa dibilang, pertandingan tersebut adalah salah satu pertandingan yang paling bergengsi dan penuh bintang tahun ini. Tapi, sebagaimana pertandingan-pertandingan umumnya di kompetisi lain, apapaun itu, apalagi di partai final, tentulah harus ada yang menang dan kalah. Dan tadi malam, publik Liverpool harus mengakui keunggulan lawannya dengan skor 1-3, serta kemenangan tersebut mengantarkan Real Madrid menjadi juara UCL yang ke-13 dan menjadi klub pertama yang menjuarai ajang tersebut tiga tahun beruntun. Luar biasa.


Lalu, sehabis pertandingan, selain perayaan kemenangan dan perenungan kekalahan oleh klub, ada juga kebiasaan yang hampir selalu terjadi. Yup, pertengkaran antar pendukung klub. Saling ejek, saling tuduh. Yang membuat saya heran adalah, dalam beberapa kesempatan, ada pendukung klub diluar tim yang bertanding ikut jadi bahan cemoohan. Apa-apaan.

Misal, dari pertandingan antara Liverpool dan Real Madrid, ada saja orang yang menyinggung atau membanding-bandingkan dengan Manchester United, Barcelona, Bayer Munchen, As Roma dan lain-lain. Entah mereka kurang bahan atau bagaimana tapi itu sangat menjijikkan, menurut saya.

Sebelumnya, mari kita pahami terlebih dahulu kata ‘pendukung’ dengan kepala dingin dan hati yang jernih. Dalam KBBI, pendukung adalah orang yang mendukung; penyokong; pembantu; penunjang. Jelas tidak ada kata pencemooh lawan, penghina wasit, dan pengancam pemain dalam penjelasan yang saya peroleh.

Jadi, kalau mengaku pendukung klub tertentu, ya satu-satunya tugas kalian hanyalah mendukung klub tersebut. Tak lebih, tak kurang. Tak perlu repot-repot menciptakan lagu hinaan untuk lawan, merundung kekalahan tim lawan, apalagi menuduh wasitnya dibayar—ya kalau tidak dibayar, rasanya wasit akan lebih senang menghabiskan waktu dengan keluarga besar, mungkin memancing, jalan-jalan ke kebun binatang, atau nobar karma antv.

Sebagai pendukung seutuhnya, maka kalian harus ada baik saat menang maupun kalah. Menang disanjung, kalah tetap didukung. Bukannya kalau kalah, malah mencari kambing hitam. Apalagi sampai menjelek-jelekkan kesalahan pemain sendiri. Sungguh tidak konsisten. Harusnya kalianlah, sebagaimana definisi pendukung, memberikan semangat bagi pemain tersebut. Karena, mereka bukan batu kali atau sandal swallow. Mereka manusia biasa.

Jadi, kalian termasuk pendukung atau perundung?

Lagipula kenapa berdebat tentang siapa klub terbaik di dunia, toh jawabannya sudah ada. 
Yup, Chelsea. Keep the blue flag flying high!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hal-hal Pernah dan Mungkin akan Terjadi

Suatu siang saya mengobrol dengan seorang teman. Kemudian terlintas pertanyaan, oh tidak, saya sudah mempersiapkannya sebagai opsi darurat apabila kami kehabisan topik pembicaraan. Saya bertanya: Apa kekuatan yang pengen kamu punya dan kenapa? Dia menjawab, "Kamu nanya? Iya? Aku kasih tahu, ya.." Dia jawab teleportasi. Perpindahan super cepat dari satu tempat ke tempat lain--menembus ruang dan waktu. Rasanya, dia menyukai ide bahwa dia bisa pergi ke mana saja, kapan saja, dan tidak perlu berurusan dengan kemacetan, orang-orang tak sabaran, dan perempatan Gedangan. Sementara itu, saya menjawab pertanyaan yang sama dengan berharap memiliki kekuatan untuk mampu mengontrol pikiran diri sendiri. Bukan, bukan seperti Profesor Xaxier dalam semesta X-Men yang mampu membaca pikiran dan memanipulasi orang lain. Saya hanya ingin mengontrol pikiran diri sendiri. Terdengar tolol dan egois memang. Tapi jika dipikir-pikir lagi, semua hal yang telah, sedang, dan mungkin akan saya lakukan ber

Di Tribun Sixteenagers

Elang kebanggaan. Sumber: @sixteenagers Akan terkesan sombong dan bodoh kalau saya memukul rata bahwa semua yang membaca tulisan ini tahu apa itu sixteenagers. Oleh sebab itu, ada baiknya saya berikan sedikit penjelasan tentang nama itu. Sixteenagers adalah sebutan bagi siswa dan siswi SMA Negeri 16 Surabaya. Lebih spesifik lagi, pendukung segala macam perlombaan yang diikuti oleh sekolah. 

Tidurlah Anji, Selamat Malam

Photo by Bastien Jaillot on Unsplash Ketika teman-teman ramai mengobrol soal pelbagai macam strategi untuk mengalahkan musuh di game online, diam adalah opsi terbaik yang saya punya. Saya tak mau merusuh dan memang tak begitu tahu akan istilah-istilah asing semacam skin, ranked, dan sejenisnya. Bisa dibilang, level pengetahuan saya cukup memprihatinkan. Tapi, ketika topik pembicaraan beralih ke dunia film, mulut saya akan selalu terbuka untuk meladeni setiap cabang bahasannya. Meski tidak paham betul, setidaknya saya punya cukup bekal jika ditanyai tentang istilah seperti plot hole, spin-off, easter eggs, overshadow, dan lain-lain. Di sisi lain, teman-teman saya yang cenderung lebih senang bermain game akan lebih sering jadi pendengar, ketimbang pembicara. Sama halnya ketika saya diajak berdiskusi soal Dota atau PUBG.